PLTS itu rencananya dikembangkan untuk menghasilkan tenaga listrik 26 MW. Sampah memang tidak beperan langsung menghasilkan listrik, diproses dulu untuk menghasilkan gas metan yang akan diubah menjadi energi listrik.
Mula-mula, sampah-sampah dari TPST Bantar Gebang dikumpulkan dan diolah melalui sebuah proses pengolahan yang disebut control and sanitary landfill, yakni proses penguraian, penutupan, dan pemanasan sampah untuk menghasilkan gas metan.
Gas metan yang dihasilkan kemudian akan dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan bakar generator penggerak PLTS. Untuk menghidupkan dan menggerakkan sebuah generator PLTS per jam dibutuhkan gas metan hasil olahan dari sekitar 1.000 kubik sampah.
"Untuk menghidupkan dan menggerakkan generator butuh kurang lebih 1.000 kubik sampah perjamnya," kata Manajer TPST Bantar Gebang August PL Toruan, saat ditemui di Kantor TPST Bantar Gebang, Bekasi, Senin (8/3/2010).
Ia menambahkan, selain diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar generator penggerak PLTS, rencananya sampah-sampah di Bantar Gebang juga akan didaur ulang agar bisa kembali dimanfaatkan masyarakat.
"Kalau sampah-sampah jenis lain diolah melalui proses control and sanitary landfill untuk menghasilkan gas metan sebagai bahan bakar generator PLTS, khusus untuk sampah plastik di Bantar Gebang akan diolah melalui proses recycling. Sampah-sampah ini akan kami lebur kembali menjadi bijih-bijih plastik. Yah, mungkin nanti kami akan kerjasama dengan perusahaan atau pabrik tertentu untuk mengolah bijih-bijih plastik itu nantinya menjadi barang-barang yang bisa kembali dipakai masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar