Selasa, 09 Maret 2010

ALAT MUSIK ANGKLUNG (SUNDA).

Sejak Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus, yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas kepentingan kesenian lokal atau tradisional. Namun karena bunyi-bunyian yang ditimbulkannya sangat merdu dan juga memiliki kandungan lokal dan internasional seperti bunyi yang bertangga nada duremi fa so la si du dan daminatilada, maka angklung pun cepat berkembang, tidak saja dipertunjukan lokal tapi juga dipertunjukan regional, nasional dan internasional. Bahkan konon khabarnya pertunjukan angklung pernah digelar dihadapan Para pemimpin Negara pada Konferensi Asia Afika di Gedung Merdeka Bandung tahun 1955.

Jumlah pemain angklung bisa dimainkan oleh sampai 50 orang, bahkan sampai 100 orang dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya seperti; piano, organ, gitar, drum, dan lain-lain. Selain sebagai alat kesenian, angklung juga bisa digunakan sebagai suvenir atau buah tangan setelah dihiasi berbagai asesoris lainnya.

Sepeninggal Daeng Sutigna kreasi kesenian angklung diteruskan oleh Mang Ujo dan Erwin Anwar. Bahkan Mang Ujo telah membuat pusat pembuatan dan pengembangan kreasi kesenian angklung yang disebut ‘Saung angklung Mang Ujo” yang berlokasi di Padasuka Cicaheum Bandung. Salah satu program yang ia lakukan khususnya untuk mempertahankan kesenian angklung adalah memperkenalkan angklung kepada para siswa sekolah, mulai TK, sampai dengan tingkat SLTA dan bahkan telah menjadi salah satu kurikulum pada pada mata pelajaran lokal.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN ALAT MUSIK ANGKLUNG

Musik angklung dalam beberapa hal dapat dikatakan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pemakaian alat bantu musik lain seperti suling, biola, piano dan sebagainya.

Kekuatan angklung dalam menjelaskan pengertian tentang berbagai konsep musik terletak pada mudahnya alat tersebut dimanipulasi dengan tangan oleh masing-masing murid dalam kelompok, disamping angklung sangat efektif dalam usaha memvisualisasikan konseo-konsep musik, seperti tinggi rendah nada, interval, akor, gerak lagu, transposisi dan sebagainya.

Kekuatan lain dapat dilihat dalam menghidupkan minat musik karena unsur bermain dalam kelompok yang terdapat dalam musik angklung ini dapat mendatangkan kebersamaan yang menyenangkan. Musik angklung juga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para pemain untuk menyanyi sambil memainkan alat musik angklung. Situasi seperti ini sudah barang tentu akan menambah gairah dalam bermain musik.

Dari kelebihan-kelebihan yang ada dalam musik angklung tersebut bukan berarti tidak memiliki sisi kelemahan, tetapi sepanjang lagu-lagu yang dimainkan itu sederhana dalam tempo, bentuk irama (rhythm), dinamik, rangkaian nada (legato, staccato dan seterusnya), maka hasil yang diperoleh cukup menyenangkan para murid/pemain.

Sisi kelemahan musik angklung terdapat pada kesederhanaan bentuk alat serta proses pembuatannya yang menggunakan bambu sebagai penghasil nada, serta cara memainkannya.

Untuk lagu-lagu yang cukup sulit karena tempo yang cepat, ornamentasi ayng rumit, perubahan-perubahan dinamika yang kuat dan sebagainya, angklung memang bukan alatnya. Hal ini disebabkan disamping karena alatnya yang terlalu sederhana dana cara memainkannya yang tidak bisa berubah-ubah, juga karena tiap satu buah angklung menyuarakan satu nada saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar