Sabtu, 03 Juli 2010

Pengembangan Gasifikasi Batu bara

Gasifier batu bara telah mampu dioperasikan pada proses pengeringan teh, tetapi operasionalnya masih dengan sistem batch (berkala) dan tidak bisa secara kontinu. Sedang sistem pengumpan batu bara sudah mampu dilakukan secara kontinu, tetapi abu batu bara tidak bisa dikeluarkan secara kontinu, dan menumpuk di bagian bawah reaktor hingga menggangu proses gasifikasi. Penelitian bertujuan untuk penyempurnaan gasifier batu bara dengan membuat dan memasang sistem pengeluaran abu yang kontinu, agar pengumpanan batu bara dapat dilakukan secara terus menerus tanpa menghentikan kegiatan operasi, serta memasang sistem kontrol aliran udara sehingga alur proses gasifikasi dapat diamati. Metodologi meliputi: modifikasi sistem pengeluaran abu untuk kemudian memasang alat kontrol laju alir udara dan melakukan uji coba gasifikasi batu bara untuk mengamati kemampuan reaktor dalam operasi pada sistem kontinu melalui pengontrol laju alir udara dan untuk mengkaji laju reaksi. Hasil analisis pengukuran diameter, batu bara dibedakan menjadi dua fraksi yaitu -4,0+2,5cm dan -2,5+0,9cm. Dari pengukuran temperatur operasi selama percobaan tanpa penyulut awal memperlihatkan pada waktu ID-fan di nyalakan, bara api yang masih tersisa kembali menyala dan menghasilkan panas serta memicu batu bara didekatnya terbakar. Karena jumlah batu bara yang ada dalam gasifier jauh lebih besar dibanding jumlah udara yang masuk, maka terjadilah gasifikasi. Pengamatan selama percobaan menunjukkan bahwa tanpa penyalaan awal dan tanpa pembongkaran sisa proses sebelumnya, batu bara dalam gasifier cepat terbakar dan gas yang dihasilkan terbakar dengan sendiri. Dari percobaan memperlihatkan bahwa pengeluaran abu sistem double valve dapat dioperasikan dengan baik dan abu batu bara dapat dikeluarkan dari reaktor tanpa mengganggu proses gasifikasi. Alat kontrol laju alir udara primer berupa oriface dan manometer (pipa U) dapat digunakan untuk mengontrol dan mengamati proses gasifikasi.

PEMBANGUNAN PILOT PLANT TEKNOLOGI PEMBAKARAN BATUBARA DENGAN PEMBAKAR SIKLON

Untuk pengembangan teknologi substitusi BBM dengan batubara di fasilitas industri menggunakan pembakar siklon, beberapa masalah perlu diatasi sehingga teknik ini menjadi praktis dan handal.

Masalah yang diteliti adalah peranan tungku lanjutan untuk meningkatkan kapasitas tungku siklon, penggunaan penyalur nyumatik dan pembuatan pembakar siklon kapasitas 15 kg/jam. Uji dengan tungku lanjutan belum mencapai sasaran yang diharapkan sebab fasilitas kipas dengan kapasitas yang sesuai belum tersedia. Penggunaan kipas kecil hanya memberikan pengakatan yang kualitatif. Percobaan penggunaan penyalur nyumatik menunjukan peluang yang besar untuk teknik ini guna diterapkan di industri karena handal dan memerlukan energi yang lebih rendah untuk menyalurkan batubara bubuk. Dengan kipas penghisap 42 m3/menit 12 in H2O dapat mengangkut tepung batubara -30 mesh sebanyak 1,5 kg/menit bersama 6,9 m3/menit udara sampai ketinggian 2,8 m. dengan teknik ini masalah penyaluran batubara tepung di industri dalam system pipa dapat dilakukan.

Untuk pembuatan pembakar siklon kapasitas 15 kg/jam telah berhasil dirakit silinder siklon ΓΈ 34 cm, panjang 110 cm, dengan peniup udara 2 in, 120 watt dan pengumpan batubara dengan motor listrik 60 watt. Pembakar siklon kapasitas kecil dengan daya listrik rendah banyak diperlukan industri kecil di pedesaan.